By: Budi Haryono

Sudah Pasang Iklan Tapi Masih Sepi? Ini Solusinya

5, July, 2024 Post in: Digital Marketing
Sudah Pasang Iklan Tapi Masih Sepi? Ini Solusinya

Mungkin Anda bertanya, kenapa walau Sudah Pasang Iklan di Google, Facebook atau social media lainnya Tapi Masih Sepi belum ada pembeli?. Ok mari kita mulai diskusi tentang itu.

4 Penyebab Utama Sudah Pasang Iklan Tapi Masih Sepi Pembeli Berikut Dengan Solusinya

Jika Anda sudah pasang iklan di Google dan media sosial seperti Facebook dan Twitter namun masih sepi, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab dan cara untuk mengatasinya:

1. Target Pemasaran Yang Terlalu Luas

Ini yang paling utama “salah dalam menargetkan iklan” Jika target pasar Anda terlalu luas, maka iklan Anda mungkin tidak efektif. Sebaiknya fokus pada target pasar yang lebih spesifik dan relevan dengan produk atau layanan Anda​.

Sudah Pasang Iklan Tapi Masih Sepi

Contoh Kasus: Iklan Usaha Jasa Pembuatan Website dengan Target Pasar Terlalu Luas

Kasus: Anda memiliki usaha jasa pembuatan website dan ingin menjangkau banyak pelanggan dengan memasang iklan di Google dan Facebook. Dalam kampanye iklan, Anda menargetkan kata kunci seperti “pembuatan website” dan “jasa website” yang sangat umum dan luas. Iklan Anda menargetkan seluruh wilayah Indonesia tanpa memperhatikan spesifikasi pasar seperti jenis bisnis, lokasi geografis, atau industri tertentu.

Masalah: Karena target pasar terlalu luas, iklan Anda tidak mendapatkan respons yang baik. Anda menerima banyak klik dari orang-orang yang tidak benar-benar membutuhkan layanan spesifik yang Anda tawarkan atau dari mereka yang berada di lokasi yang tidak relevan. Akibatnya, biaya iklan meningkat tanpa menghasilkan konversi yang diharapkan.

Solusi Sudah Pasang Iklan Tapi Masih Sepi Pembeli Untuk Contoh Kasus Ini

1. Segmentasi Pasar

Pisahkan target pasar Anda menjadi segmen-segmen yang lebih spesifik. Misalnya, jika Anda tahu bahwa layanan Anda sangat bermanfaat bagi usaha kecil di kota-kota besar, fokuskan iklan Anda pada segmen ini. Langkah Praktis: Ubah target kata kunci menjadi lebih spesifik seperti “pembuatan website untuk usaha kecil di Jakarta” atau “jasa pembuatan website untuk restoran di Bandung”.

2. Personalisasi Iklan

Buat beberapa variasi iklan yang masing-masing disesuaikan dengan segmen pasar tertentu. Ini akan membuat pesan Anda lebih relevan dan menarik bagi audiens yang berbeda. Langkah Praktis: Buat iklan khusus untuk sektor tertentu, seperti “Spesialis pembuatan website untuk toko online” atau “Layanan pembuatan website untuk perusahaan jasa keuangan”.

3. Lokasi Geografis

Gunakan fitur penargetan geografis untuk menampilkan iklan Anda hanya di lokasi yang relevan dengan layanan Anda. Langkah Praktis: Jika Anda hanya dapat melayani wilayah tertentu, pastikan iklan Anda hanya muncul untuk pengguna di wilayah tersebut. Misalnya, targetkan iklan hanya untuk pengguna di Jakarta dan Surabaya jika itu adalah wilayah layanan utama Anda.

4. Analisis dan Penyesuaian Berkelanjutan

Secara rutin analisis hasil iklan Anda untuk melihat segmen mana yang memberikan hasil terbaik, lalu sesuaikan kampanye Anda berdasarkan data ini. Langkah Praktis: Gunakan alat analisis seperti Google Analytics untuk melacak dari mana klik dan konversi Anda berasal, kemudian tingkatkan anggaran iklan pada segmen yang paling menguntungkan.

Contoh Penerapan

Iklan Awal (Terlalu Luas):

“Butuh website profesional? Kami siap membantu! Hubungi kami sekarang juga untuk layanan terbaik.”

Iklan Tersegmentasi (Lebih Spesifik):
  • “Pembuatan Website Profesional untuk Usaha Kecil di Jakarta. Dapatkan website yang menarik dan fungsional untuk bisnis Anda. Hubungi kami sekarang!”
  • “Layanan Pembuatan Website untuk Restoran di Bandung. Tingkatkan bisnis Anda dengan website yang memukau dan mudah diakses. Konsultasi gratis!”

2. Konten Iklan Tidak Menarik

Setelah membuat penargetan yang lebih spesifik dan terukur sekarang perhatikan konten iklan Anda. Ini juga yang bisa menjadi penyebab sudah pasang iklan tetapi masih sepi pembeli.

Contoh Kasus: Konten Iklan Tidak Menarik

Kasus: Anda menjalankan kampanye iklan untuk bisnis jasa konsultasi SEO. Iklan yang Anda buat sederhana dan tidak memiliki elemen visual yang menarik atau pesan yang spesifik. Iklan Anda hanya berisi teks seperti, “Butuh konsultasi SEO? Hubungi kami sekarang!” dengan gambar stok yang umum dan tidak relevan.

Masalah: Iklan yang tidak menarik ini tidak cukup menonjol untuk menarik perhatian pengguna di platform yang ramai seperti Google atau Facebook. Akibatnya, iklan Anda mendapatkan sedikit klik dan bahkan lebih sedikit konversi.

Solusi

Optimasi Judul Kampanye:

Buat judul kampanye yang lebih menarik dan spesifik. Gunakan kata kunci yang relevan dan buat judul yang mencerminkan manfaat utama dari layanan Anda. Langkah Praktis: Ubah judul iklan menjadi lebih menarik seperti, “Tingkatkan Trafik Website Anda dengan Konsultasi SEO Ahli – Gratis Sesi Pertama!”

Penggunaan Visual yang Menarik:

Gambar atau video yang digunakan dalam iklan harus relevan dan menarik perhatian. Gambar harus mencerminkan layanan yang Anda tawarkan dan membuat pengguna ingin tahu lebih lanjut. Langkah Praktis: Gunakan gambar atau video yang menunjukkan hasil dari layanan Anda, seperti grafik peningkatan trafik website atau testimoni klien yang puas.

Penyampaian Pesan yang Jelas dan Menarik:

Pastikan pesan dalam iklan jelas dan langsung menyampaikan manfaat utama dari layanan Anda. Gunakan bahasa yang sederhana dan ajakan bertindak (CTA) yang kuat. Langkah Praktis: Buat deskripsi iklan yang fokus pada manfaat spesifik seperti, “Dapatkan Strategi SEO Terbaik untuk Bisnis Anda dan Lihat Peningkatan Trafik dalam 30 Hari. Hubungi Kami Sekarang untuk Konsultasi Gratis!”

Testimoni dan Bukti Sosial:

Menambahkan testimoni atau bukti sosial dalam iklan Anda dapat meningkatkan kepercayaan dan menarik perhatian lebih banyak calon klien. Langkah Praktis: Sertakan kutipan dari klien yang puas dengan hasil layanan Anda, misalnya, “Layanan SEO mereka meningkatkan trafik website kami hingga 200%! – Klien A”.

Contoh Penerapan

Iklan Awal (Tidak Menarik):
  • Judul: “Butuh konsultasi SEO? Hubungi kami sekarang!”
  • Gambar: Gambar stok yang umum.
  • Deskripsi: “Kami menawarkan layanan konsultasi SEO untuk meningkatkan trafik website Anda. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.”
Iklan Teroptimasi (Menarik):
  • Judul: “Tingkatkan Trafik Website Anda dengan Konsultasi SEO Ahli – Gratis Sesi Pertama!”
  • Gambar: Grafik peningkatan trafik atau foto konsultan SEO yang sedang bekerja.
  • Deskripsi: “Dapatkan Strategi SEO Terbaik untuk Bisnis Anda dan Lihat Peningkatan Trafik dalam 30 Hari. Hubungi Kami Sekarang untuk Konsultasi Gratis!”
  • Testimoni: “Layanan SEO mereka meningkatkan trafik website kami hingga 200%! – Klien A”

3. Pengaturan Iklan Yang Salah

Banyak sekali pilihan-pilihan pada iklan yang kemudian disebut dengan audience, segemen dsb. Sangat sering terjadi kita salah dalam menjalankan pengaturan iklan sehingga iklan menjadi kurang bahkan tidak maksimal sehingga bisa menjadi penyebab sudah pasang iklan tapi masih pembeli.

Contoh Kasus: Pengaturan Iklan yang Salah

Kasus: Anda menjalankan kampanye iklan di Facebook untuk bisnis jasa desain grafis. Anda menggunakan strategi bid yang sangat rendah dan memilih penargetan audiens yang terlalu luas, mencakup semua pengguna Facebook di Indonesia tanpa memperhatikan demografi spesifik seperti usia, minat, atau lokasi. Anda juga menggunakan format iklan yang kurang sesuai, seperti memilih “Reach” daripada “Conversions” yang lebih relevan dengan tujuan Anda mendapatkan klien baru.

Masalah: Karena pengaturan bid yang terlalu rendah, iklan Anda kalah dalam kompetisi bid dan tidak ditampilkan secara optimal. Selain itu, penargetan audiens yang terlalu luas menyebabkan iklan Anda tidak relevan bagi banyak pengguna, sehingga mengurangi efektivitasnya. Format iklan yang tidak sesuai juga mengakibatkan rendahnya tingkat konversi.

Solusi

1. Optimalkan Strategi Bid

Menggunakan strategi bid yang sesuai dan kompetitif sangat penting agar iklan Anda dapat bersaing dan ditampilkan lebih sering. Langkah Praktis: Mulailah dengan mengikuti rekomendasi bid dari platform iklan dan sesuaikan berdasarkan performa iklan. Misalnya, jika rekomendasi bid untuk konversi adalah Rp1.000 per klik, gunakan bid ini dan evaluasi hasilnya.

2. Tentukan Audiens yang Lebih Spesifik

Targetkan audiens yang lebih spesifik berdasarkan demografi, minat, dan perilaku yang relevan dengan layanan desain grafis Anda. Langkah Praktis: Segmentasikan audiens Anda berdasarkan faktor-faktor seperti usia (25-45 tahun), minat (desain grafis, pemasaran digital), dan lokasi (kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung).

3. Pilih Format Iklan yang Tepat

Gunakan format iklan yang sesuai dengan tujuan kampanye Anda. Jika tujuan Anda adalah mendapatkan klien baru, pilih format iklan yang berfokus pada konversi. Langkah Praktis: Ubah tujuan kampanye dari “Reach” ke “Conversions” dan atur piksel Facebook di situs web Anda untuk melacak konversi.

4. Evaluasi dan Sesuaikan Pengaturan Iklan Secara Berkala

Secara rutin analisis performa iklan Anda dan lakukan penyesuaian berdasarkan data yang Anda dapatkan. Langkah Praktis: Gunakan Facebook Ads Manager untuk memonitor metrik kinerja seperti CPC (Cost Per Click), CTR (Click Through Rate), dan konversi. Jika CPC terlalu tinggi atau konversi rendah, coba ubah strategi bid atau target audiens Anda.

Contoh Penerapan

Pengaturan Iklan Awal (Salah):
  • Bid: Rp100 per klik (terlalu rendah)
  • Target Audiens: Semua pengguna Facebook di Indonesia
  • Format Iklan: Reach
Pengaturan Iklan Teroptimasi (Benar):
  • Bid: Rp1.000 per klik (sesuai rekomendasi)
  • Target Audiens: Pengguna Facebook di Indonesia usia 25-45 tahun, dengan minat dalam desain grafis dan pemasaran digital, di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung.
  • Format Iklan: Conversions

4. Tampilan Website (UI/UX) Yang Buruk Penyebab Sudah Pasang Iklan di Google Facebook Tapi Masih Sepi Pembeli

Tampilan website (UI) buruk ditambah user experience (UX) juga kacau maka tidak salah jika usaha masih akan sepi walau Anda sudah memasang iklan.

Kasus

Anda memiliki website untuk bisnis e-commerce yang menjual produk fashion. Meskipun Anda menghabiskan banyak uang untuk iklan di Google dan Facebook, tingkat konversi tetap rendah dan banyak pengunjung yang meninggalkan website tanpa melakukan pembelian. Beberapa masalah utama dari website Anda adalah:

  1. Desain yang Tidak Menarik: Tata letak dan desain website terlihat kuno dan tidak menarik.
  2. Navigasi yang Sulit: Menu navigasi tidak intuitif, membuat pengunjung kesulitan menemukan produk yang mereka cari.
  3. Waktu Muat yang Lambat: Halaman website membutuhkan waktu lama untuk dimuat, terutama halaman produk.
  4. Tidak Responsif: Website tidak terlihat bagus atau tidak berfungsi dengan baik pada perangkat mobile.

Solusi

  1. Perbarui Desain Website: Memperbaiki desain website agar terlihat lebih modern dan menarik dapat meningkatkan pengalaman pengguna. Gunakan elemen visual yang menarik dan sesuai dengan branding bisnis Anda. Langkah Praktis: Gunakan tema atau template yang modern dan bersih, pilih skema warna yang menarik, dan pastikan elemen visual seperti gambar produk berkualitas tinggi.
  2. Optimasi Navigasi Website Pastikan navigasi di website Anda mudah digunakan dan intuitif. Pengunjung harus dapat menemukan produk atau informasi dengan cepat dan mudah. Langkah Praktis: Buat menu navigasi yang sederhana dan logis. Gunakan kategori dan subkategori yang jelas untuk produk Anda. Tambahkan fitur pencarian yang efektif.
  3. Percepat Waktu Muat Website: Waktu muat yang cepat sangat penting untuk menjaga pengunjung tetap di website Anda. Optimalkan elemen-elemen yang dapat memperlambat waktu muat. Langkah Praktis: Kompres gambar, gunakan layanan hosting yang cepat, dan minimalkan penggunaan skrip atau plugin yang berat. Pertimbangkan untuk menggunakan layanan CDN (Content Delivery Network).
  4. Buat Website Responsif: Pastikan website Anda responsif dan berfungsi dengan baik di semua perangkat, termasuk desktop, tablet, dan smartphone. Langkah Praktis: Gunakan desain responsif yang menyesuaikan tampilan berdasarkan ukuran layar perangkat. Uji website Anda di berbagai perangkat dan browser untuk memastikan konsistensi.

Contoh Penerapan

Website Awal (UI/UX Buruk):
  • Desain: Kuno, tidak menarik, dengan skema warna yang tidak sesuai.
  • Navigasi: Menu rumit dan tidak intuitif.
  • Waktu Muat: Lambat karena gambar yang tidak terkompresi dan banyak skrip berat.
  • Responsif: Tidak berfungsi dengan baik di perangkat mobile.
Website Teroptimasi (UI/UX Baik):
  • Desain: Modern dan menarik dengan skema warna yang sesuai dengan branding.
  • Navigasi: Menu yang sederhana dan intuitif dengan kategori yang jelas.
  • Waktu Muat: Cepat dengan gambar yang terkompresi dan penggunaan CDN.
  • Responsif: Tampil dan berfungsi dengan baik di semua perangkat.

Related Posts

BudiHaryono & Team
This site is under construction for more better experience.

Hi, I'm ready to Work

Budi Haryono
X